Kisah Khidir dan Nabi Musa (Part 1)

 Bismillah...

Aku mau share ilmu yang luar biasa menurutku. Ilmu yang suka luput dari perhatian kebanyakan orang, khususnya diriku sendiri.
Kalau bahasa formalnya adalah Adab Menuntut Ilmu.
Bahasan ini ku ambil dari materi kuliah umum kampusku (Kamis, 20 Agustus 2020) dengan judul "Kisah Nabi Musa dan Khidir". Jadi ini lebih ke ringkasan dari keseluruhan materi yang sudah dijabarkan oleh Ustadz Hermansyah, dosen Tafsir Qur'an.
Sayangnya, aku ketinggalan materi sampai setengah jam. Tapi aku rasa, yang akan ku tulis ini sudah sangat bermanfaat. Juga, ini bentuk usahaku supaya materi yang sangat berharga ini, tidak ku lupakan begitu saja.

Dan, ikatlah ilmu dengan tulisan (maksudnya menulis ilmu yang sudah didapatkan agar dapat terus mengingatnya).

Nah, jadi tulisan ini akan kumulai dengan sebuah cerita. Yap! Cerita yang sudah diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi.
Ketika itu, bertemulah Nabi Musa alaihissalam dengan seorang laki-laki bernama Khidir. Allah wahyukan pada Nabi Musa untuk menuntut ilmu padanya.
Okeh, aku ga mau berlama-lama di intro. Let's get it!
Akhirnya, Nabi Musa meminta untuk "berguru" kepada Khidir. 
Saat itu, Khidir tidak langsung menerima Nabi Musa sebagai muridnya. Khidir ngasih syarat, untuk jadi muridnya, Nabi Musa harus bersabar dan tidak menanyakan hal apapun sampai Khidir sendiri yang akan menjelaskannya. Ya, seperti yang semua sudah tahu, Nabi Musa menyanggupi syarat dari Khidir.
=========================
Maka berjalanlah keduanya ke lautan. Ini adalah ilmu pertama, yang akan diajarkan Khidir kepada Nabi Musa. Ilmu yang ada di lautan, tingkat kesulitannya adalah tingkat satu (alias mudah xD).
Seperti yang juga kita semua sudah ketahui, keduanya menaiki sebuah perahu milik salah seorang nelayan. Namun Khidir melubangi perahu tersebut yang membuat Nabi Musa geram. Kenapa geram? Karena perbuatan yang dilakukan Khidir dapat membunuh banyak orang yang ada di perahu tersebut.

"Apakah kamu melubanginya untuk menenggelamkan penumpangnya?" tanya Nabi Musa, yang menandakan bahwa ia telah mengingkari janjinya pada Khidir atas syarat yg sudah diberikan di awal.


Kalo bahasa kita mah "gimana sih? Kamu sengaja lubangin kapalnya biar pada tenggelam?" Kurang lebih gitu yaa.
Bahkan Nabi Musa 'menjudge' Khidir telah melakukan kesalahan yang besar. SEKALI LAGI, di awal perjalanan mereka, Khidir sudah meminta Nabi Musa untuk bersabar dan tidak banyak tanya.
Tanggapan Khidir pun, kaya gini "kan udah ku bilang, kamu ga akan sanggup sabar sama aku".
Hebatnya di sini, Nabi Musa langsung mengakui kesalahannya.
Karena biasanya kalo lagi belajar, dan ada murid yang melakukan kesalahan, si guru pasti akan memberikan hukuman untuk murid-muridnya. Nah, Nabi Musa pun meminta Khidir untuk "jangan menghukumnya", karena Nabi Musa tuh ternyata lupa. 
Dan, Khidir menerima udzur Nabi Musa.
Akhirnya jalan lagi tuh berdua ke daratan. Kali ini tingkat kesulitannya bertambah. Pokoknya ini ilmu tingkat sulit. Kenapa?
Ya begitu di daratan, pas mereka berdua ketemu seorang anak kecil, tiba-tiba, tanpa aba-aba, Khidir membunuh anak kecil tersebut.
Gimana reaksinya? Syok? BANGET!!!
Nabi Musa langsung ngomong lagi ke Khidir "kok kamu bunuh anak kecil yang masih suci tanpa dosa?" Dan lagi, Nabi Musa 'menjudge' Khidir sebagai pelaku perbuatan munkar.
Tadi pas di perahu, Nabi Musa bilang Khidir melakukan "Kesalahan yang besar", dan di daratan Nabi Musa bilang Khidir melakukan "perbuatan munkar".

"Kesalahan yang besar", saat itu perbuatan Khidir memang mampu membunuh banyak orang karena mereka bisa tenggelam kalau perahunya dilubangi. Namun hal tersebut (tenggelam dan banyak orang terbunuh) belum terjadi.
Sedangkan "perbuatan munkar", Khidir telah membunuh satu jiwa yang saat itu di mata Nabi Musa (dan kita semua kayanya dehπŸ˜‚) anak kecil yang masih polos, suci tanpa dosa.

Kali ini Khidir nanggepin pake kalimat yang hampir sama, namun dengan tambahan sebagai penekanan. Kalo di kita kurang lebih gini bahasa nya "kan gue udah bilang ke lo, kalo lo tuh ga bakal bisa sabar sama gue".
Udah deh, Nabi Musa pasrah. Nabi Musa tuh ga nyangkal lagi perkataan Khidir dan ngerasa Malu banget udah ngelakuin hal yang sama, yaitu ingkar janji. Kalo di awal, dia bisa tuh bilang LUPA. Tapi karena udah keulang, Nabi Musa malu banget kalo bilang lupa lagi.
Nah disini Nabi Musa bilang gini,
"Kalo abis ini aku nanya lagi, atau ga sabar sama sesuatu yang kamu lakuin, kamu jangan bolehin aku ikut lagi belajar sama kamu ya..."
Jadi....Nabi Musa tuh nyerahin keputusan sepenuhnya ke Khidir. Karena Nabi Musa tuh SADAR DIRI kalo Khidir udah cukup memberikan udzur buat Nabi Musa.
Dan jarang bgt murid jaman sekarang yang kaya gini.

#author pov#


Contohnya...


Coba itu, yang biasa kuliah telat, alasannya sama lagi: "macet"... Ga malu apa sama dosen yang datang ontime terlepas seberapa sibuknya beliau? Kok ya, seenaknya aja pengen ikut kelas dosen. Dan ga nanya lagi ke dosennya, boleh ikut kelas atau ngga. (Nampar diri sendiri. Malu banget dong😭😭😭 sungkem banyak-banyak sama dosenπŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»)


Atau...


Coba itu yang pas kuliah online ga pernah nyaut, nimbrung, atau nanggepin materi dari dosen... Cuma nongol pas absen doang. Kalo kasusnya Khidir dan Nabi Musa kan, Khidir sebagai "guru" pengen muridnya merhatiin dulu, karena pasti dijelasin kok. Tapi kalo dosen itu pengennya kita aktif. Jadi kalo kita diam aja, jelas salah besar dong. Beda situasi dan kondisinya.


Sakit hati dosen, ga dihargai 😭😭😭


#author pov selesai#


Jalan lagi deh mereka berdua, karena, tentu aja Khidir nerima udzurnya Nabi Musa, lagi. Sampe mereka tiba di sebuah desa.

Yang kalian tau tentang penduduk desa tuh kaya apa sih?

Kalo aku, tau banget deh orang desa (atau orang kampung) itu baik-baik banget. Ya ga sih? Bahkan kalo misalnya kita tersesat di kampung, pasti warganya langsung bantuin, nunjukin jalan, atau bahkan ada yang sampai nawarin singgah di rumahnya untuk sekedar istirahat.
Tapi pas Nabi Musa dan Khidir ini sampe di desa itu, dan minta makanan (karena udah berhari-hari mereka ga makan), orang-orang desa itu sama sekali ga ada yang kasih.
Jadi mereka jalan aja terus, sampe ketemu rumah tua yang hampir roboh. Khidir langsung aja benerin rumah itu, dibantu Nabi Musa.

Okay okay, udah mau selesai nih ceritanya. 😎

Udah selesai benerin rumah, Nabi Musa malah ngomong gini dong ke Khidir "eh, kalo kamu mau, bisa nih kita minta upah. Trus uangnya kita pake buat beli makan..."
- Selesai -
Iya, selesai deh perjalanan antara Khidir dan Nabi MusaπŸ˜‚πŸ˜­
Khidir tuh bilang gini "inilah perpisahan antara aku dengan kamu". Tapi sebelum berpisah, sesuai janjinya, Khidir menjelaskan hal-hal yang bikin kesabaran Nabi Musa hilang, geram bangAkan!

Akan dilanjutkan Part 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Transportasi Umum di Masa Pandemi

Kisah Khidir dan Nabi Musa (Part 2)

List (Daftar) Idol KPop Debut Tahun 2019