Pembatasan (Versiku)
Ini cerita tentang pembatasan versiku, enjoy reading!~
…
Sebenarnya karena sudah lama keluar dari komunitas
#1minggu1cerita, aku banyak lupa aturan main yang berlaku di komunitas ini.
Salah satu yang ku ingat adalah tidak adanya batasan mendaftar di komunitas
ini. Kita bisa dengan suka-suka membolos menulis, namun dengan ketentuan yang
berlaku; jika sudah sampai 6 kali membolos maka akan dikeluarkan dari
komunitas. Namun yang kuingat juga, kita bisa mendaftar lagi bahkan tepat
setelah kita dikeluarkan.
Sayangnya ada 1 aturan main penting yang luput dari ingatanku.
Itu adalah terkait dengan tulisanku kali ini. Yaitu adanya minggu tema di tiap awal bulan (*eh bener ga yah?
Wkwk). Yang dimaksud minggu tema adalah para
admin akan menentukan tema yang harus ditulis para anggota komunitas pada
minggu itu. Jadi semua anggota serentak memiliki ragam tulisan dengan tema yang
sama.
Nah di minggu ini, admin memutuskan memberi tema “Pembatasan”.
Mungkin terinspirasi dari kebijakan pemerintah terkait PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) yang sedang berlangsung sejak awal April lalu di Jakarta.
Hal yang pertama kali terbersit saat memikirkan tulisan apa yang
akan ku tulis adalah blank. Seolah tema ini membatasi ide yang muncul
di kepalaku. Seolah pembatasan sedang berlangsung di kepalaku. Seperti mereka
menolak, dan melakukan aksi protes. Namun saat aku mulai kebingungan dan
pikiranku rasanya sudah buntu dengan tema pembatasan ini, sesuatu yang
membahagiakan ku akhirnya muncul. Yaitu: ide untuk menjadikan tema “Pembatasan”
itu sendiri adalah tulisan.~
Memang tidak bisa dipungkiri, adanya tema sebenernya satu dari
banyak cara untuk memperkaya olah kata dan tulisan kita. Terutama aku, yang
baru kembali menulis lagi dan isi
tulisannya kebanyakan adalah soal hal pribadi –semacam curhat-. Sebenarnya ini
merupakan suatu kesempatan yang seharusnya bisa ku maksimalkan untuk
mengembangkan tulisanku. Tapi apalah daya otakku yang udah kelamaan #dirumahaja
ini… wkwk.
Aku akhirnya “membuat” opsi kedua, bahwa tema sebenarnya
malah menjadi ‘batasan’ tulisan itu sendiri.
Bukan berarti setiap tulisan harusnya tidak memiliki tema –malah ini adalah
pemikiran yang salah-. Karena seperti yang kita tahu, semua tulisan justru
bermula dari tema yang dikembangkan. (dan tanpa sadar aku
juga tengah mengembangkan ‘tema’ yang katanya ‘buntu’ di otakku ini). Tapi
sebagai aku yang inginnya tulisan sempuna bermanfaat, merasa tema kali ini
mejadi pembatas antara mood-ku dengan menulis. Rasanya cukup sulit hingga
akhirnya tulisan ini lahir.
Bukan tanpa alasan aku merasa seperti itu. Aku sebenarnya sudah
menyiapkan draft tulisanku untuk ku post minggu ini –yang tentu harus ku
batalkan- yang sudah ku tulis dari minggu kemarin. Belum lagi euphoria yang ku
rasakan saat menulis draft tersebut, bayangan kebahagiaan saat menyetor tulisan
–walau sekarangpun, bayangan itu masih terlihat jelas, karena tulisan ini
nantinya juga akan ku setorkan-. J
Juga aku yang merasa tulisan kali ini hanya sekedar tulisan. Ada
perasaan ragu untuk mempostingnya atau tidak. Karena aku sendiri tidak memahami
betul makna kata ‘pembatasan’. Apa yang mungkin dikembangkan menjadi tulisan
dari kata tersebut membuatku berkhayal; bahwa hanya tulisan-tulisan yang
terlihat berkelas-lah yang bisa mengembangkan tulisan dari kata ‘pembatasan’. Sedangkan
aku, masih buntu harus menulis apa tentang ‘pembatasan’.
Wkwkwk
…
Menulislah, apapun tulisannya. Yang penting kita bahagia. Jangan
merasa terbebani dengan tema, hanya… tulis saja apapun. Karena justru, inilah
cara kita bahagia. Dengan menulis. –dari aku, si ‘bayi’ penulis wkwkwk
*Note : tulisan yang terlihat berkelas versiku adalah, yang
domainnya sudah .com atau .net atau .id
…
Komentar
Posting Komentar