Cerpenria bersama Zahra

"Berbagi ramah berbagai sumringah"

Sabtu pagi waktu Tangerang setempat...

Jam setengah 6 pagi, rumah ortuku yang juga aku tempati ramai penuh kesibukan. Memasak sedandang besar nasi, dan membakar ayam. Nantinya nasi dan ayam itu akan dibungkus dan dijual di bazaar pagi ini. Aku sebenarnya berniat membantu sebentar, karena setelah itu harus bersiap pergi ke Pamulang. Tapi tak kusangka, aura pagi itu ternyata agak sedikit panas menyulut emosi, sehingga aku harus bersabar, dan baru bisa bersiap setelah jam setengah 8. Ada satu hal yang membuat emosiku ikut tersulut pagi itu. Saat jam 7 pagi, ummi masih sibuk membungkus nasi yang akan dibawa, dan beliau belum mandi bahkan belum bersiap-siap. Padahal masih teringat jelas di benakku, akan perkataan ummi kemarin sore kalau ummi yang akan bazaar hari ini. 

Akhirnya, aku yang malah kena amukannya, bilangnya;

Udah tau mau pergi. Bukannya mandi dari pagi, siap-siap. Malah santai-santai (padahal aku ikut bantuin. Kalo aku ga bantuin, ummi juga pasti emosi sendiri karena harus kerjain semua sendiri).
Diomongin gitu, aku memilih kabur langsung mandi daripada api emosi makin membara. Kalau sudah di kamar mandi, aku bisa nyalain air shower, jadi suara omelan, teriakan, cacian atau apalah apalah, tidak lagi bisa terdengar jelas (kalau samar-sama sih, masih kedengeran lah).

Jam 8 kurang, aku berangkat ke Pamulang. Perjalanan dari rumahku menaiki sepeda motor sekitar 45 menit sampai 1 jam-an. Jadi kurang lebih jam 9, aku baru sampai di tempat. Teman-teman yang lain sudah pada berkumpul,  karena memang waktu janjian adalah jam 8,dan waktu toleransi keterlambatan adalah tiga puluh menit setelahnya. Namun karena beberapa hal, kegiatan baru dibuka jam 9 lewat (beruntung, aku tidak terlewat satu materipun).

Materi kali ini adalah tentang digital marketing, yang mana pembahasannya adalah bagaimana cara memanfaatkan instagram untuk kegiatan jual-beli. Alhamdulillah manfaat dan pengetahuan yang didapat dari materi tersebut sangat banyak, sehingga membuat aku –khususnya– lebih bisa memaknai dan memahami fungsi guna social media dengan lebih sehat dan bijak. Untuk tema penjualan sendiri, aku memilih fashion, terutama fashion muslimah. Karena zaman sekarang ini, banyak fashion modis dan wanita muslimah yang mendambakan keanggunan dengan memakai fashion modis namun tetap syar'i. Sehinggan tanpa atau disadari oleh mayoritas muslimah, mereka menjadi manusia yang konsumtif dibidang fashion. Menjadi sasaran empuk yang mudah dibujuk rayu dengan model gamis yang cara penggunaannya simple namun tetap terlihat elegan.


Salah satunya produk rok celana atau biasa disingkat Rocella. Memiliki variasi model, bahan dan warna yang beragam sangat memungkinkan menarik minat pasar di kalangan pemudi, terutama yang aktif namun tetap ingin tampil feminin. Rocella yang saat ini sudah dikenal di pasaran adalah model sporty. Model yang paling terkenal terutama di kalangan muslimah pecinta gunung, atau hobby travelling. Namun jangan salah! Bukan hanya model sporty yang bisa digunakan oleh pemudi trendy, kini produk Rocella yang aku pasarkan juga sudah membuat inovasi rok celana yang casual, terlihat menggunakan rok anggun namun tak perlu ribet pakai celana panjang dalaman. Bahkan tak perlu khawatir akan rok yang tiba-tiba tersingkap dan memperlihatkan kakinya. Model-model tersebut adalah model Raissa, Diva dan Rania.



Buat para muslimah yang mau ikut coba kenyamanan, kemudahan dan keanggunan Rocella bisa cek instagram di @fashionmuslim.id atau bisa klik link DISINI. Hehe

Dan yang mau pesan bisa klik link yang ada di bio yaa. Nanti akan langsung tersambung ke no. Whatsapp aku😊 in syaa Allah semua barang Ready stock, jadi bisa langsung pesen mau yang mana dan berapa jumlahnya ya, gaesss. (Fyi lagi nih, 😂 Alhamdulillah kemaren habis ada pengiriman ke Aceh. So, temen-temen yang lain, kapan nih? )

Satu lagi produk unggulan aku yang mulai banyak dilirik muslimah konsumtif adalah HITORI. Apa sih, HITORI? HITORI a.k.a Hijab Motor Indonesia adalah produk yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari, terutama buat muslimah yang hobbi pergi ke mana-mana naik motor. Modelnya simple, dan nyaman banget. Kenapa? Karena kalau kalian, para muslimah, pake HiTORI ini, kalian ga perlu khawatir jilbab kalian bakal terbang-terbang, jadi ga perlu khawatir juga, kalo rambut kalian yang panjang itu bakal diketahui oleh pria yang bukan suami atau keluarga kalian. In syaa Allah lebih menjaga aurat dan menjaga diri kalian juga. Buat para bapak atau suami yang punya anak atau istri biasa pergi-pergi naik motor mending beliin deh. Hadiah menjelang Ramadhan misalnya. Agar sebagai suami dan ayah, kalian sudah memenuhi kewajiban kalian menjaga keluarga kalian dari api neraka.
يٰٓاَيُّهاالَّذِيْنَ اٰمَنُواقوْٓااَنْفُسِكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ الحِجَارَةُ....
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (Q.S. At-Tahrim[66]: 6)
Dan semoga kita menyambut Ramadhan dengan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena bukan dengan adanya bulan Ramadhan kita menjadi baik, namun kita harus menjadi lebih baik setiap harinya. Sedangkan bulan Ramadhan adalah sarana kita untuk semakin meningkatkan iman dan taqwa kita. Namun menjadi diri yang lebih baik dari sekarang pun, tak ada salahnya, bukan? 😊

"Gara-gara uang kembalian, jadi kehilangan Customer..."

Senin pagi waktu Tangerang.

Jam 7 lewat 30 aku sudah tiba di kantor pelayan pajak pratama tigaraksa, gading serpong, tangerang. Seperti halnya seminggu terakhir, aku merapihkan dan menata meja dagangku seenak dan senyaman mungkin di mata pembeli... Memang untuk urusan dagang berdagang ini, selain kemasan, yang dijual kepada konsumen juga berupa penataan barang dagang yang mampu menarik minat dan hati pembeli tersebut. Hampir 30 menit aku menata mejaku, merapihkan plastik-plastik yang berserak bekas membawa barang dagangan. Kemudian setelah selesai, aku duduk di bangku dengan posisi di tengah, berada di belakang daganganku.

Beberapa menit berselang, seorang calon pembeli datang. Melihat-lihat daganganku, bertanya beberapa hal terkait barang dagangan seperti harga, tanggal expired, dan lain-lain. Namun di akhir, calon pembeli itu berlalu begitu saja tanpa membeli barang daganganku. Aku mengkondisikan diri, tak apalah... Toh belum rezeki. Sabar aja, masih banyak pembeli yang lain. Lagian juga masih pagi...



Begitulah. Setelah calon pembeli pertama pergi, hampir satu jam lamanya menunggu calon pembeli yang baru.. Aku bersyukur, kali ini tanpa banyak pembicaraan ia langsung membeli makanan yang memang ia butuhkan. Dengan menggendong anak perempuannya yang usianya berkisar 3 atau 4 tahun, sang calon pembeli yang adalah seorang bapak ini pun membeli satu bungkus nasi ayam goreng dan air mineral untuk sarapan si buah hati. Namun saat sang bapak tersebut hendak membayar belanjaannya, aku baru tersadar akan satu hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang pedagang; UANG KEMBALİAN.

Maaf pak, ga ada uang kembaliannya... Kataku melihat dompet kosong.

Oh, trus gimana ya, mba?

Yaudah nanti aja pak, bayarnya.. Masih lama kan, pak? Biar nunggu pembeli yang lain, barangkali ada yang bayar menggunakan uang recehan.

Beruntung, sang bapak menyetujui untuk pergi memberi makan putrinya, dan akan kembali lagi nanti. Tak lama berselang, kembali seorang bapak paruh baya menghampiri meja daganganku. Ku sapa ramah dan mempersilahkannya melihat-lihat. Barangkali ada yang cocok dengan dompet dan seleranya? Hehe

Neng, ini kripik singkong berapaan?, tanya sang bapak sambil mengambil sebungkus kripik singkong kemasan 250 gram.

30.000, pak... Jawabku.

Waduhhh. Mahal banget, neng.. Ini pedes ga nih?

kan cabe mahal, pak.. Pedes kok, pak. Saya jamin harga ga membohongi rasa... Kataku merayu, meyakinkan sang calon pembeli.

Ooh. Karena cabe mahal ya, neng. Ini asli dari Padang, nih?

Iya pak, aseli... Bikinan orang Padang, jadi dijamin pedasnya mantap! Bujukku berharap calon pembeli ini melakukan deal pembelian. Dan........benar saja! Tiada usaha yang mengkhianati hasil.

Oke, saya beli 2.

Si bapak mengeluarkan dompet dari tas kerjanya, kemudian mengeluarkan dua lembar uang 50.000. Belum sempat membungkus pesanan si bapak, aku berkata

Maaf, pak. Ga ada kembaliannyaa... Ada uang kecil, ga?

Loh? Gimana sih? Ga ada saya. Yaudah saya beli satu. Si bapak menyerahkan selembar uang 50.000.

Ga ada juga, pak...

Aduh gimana sih, ini jualan... Masa saya yang harus nyari kembalian? Yaudah saya ga jadi beli.

Si bapak menggerutu sambil memasukkan uangnya kembali ke dalam dompet dan berlalu dari depan meja dagangku. Kalau sudah seperti ini, lantas apa yang salah? Usaha sudah dimaksimalkan, namun ujungnya lenyap begitu saja tanpa hasil. Yah, meski awal terlihat buruk, semoga tidak siang nanti, harapku.
Itulah sekelumit kisah yang tak sengaja menghampiri kehidupanku, tentu saja untuk dijadikan pelajaran. Bahwa sebagai seorang pedagang, pembeli adalah raja. Dan hal yang menyangkut raja, harus menyenangkan hatinya.
Begitulah kisahku di pagi Senin. Tentang uang kembalian dan calon pembeli.

ket: Yang menggunakan tanda petik dua (") adalah judul setiap cerpen. Obrolan menggunakan huruf miring, tanpa tanda petik dua (").

Tulisan ini ku persembahkan untuk #minggu10 #1minggu1cerita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

When Your Family is Your 'Haters'

Ketika "Lupa" pada Tugas dan Kewajiban

Mencoba Transportasi Umum di Masa Pandemi