Wedding Invitation (( Semoga saya disegerakan ))

Illustrasi
Bismillah...

Bisa dibilang, sebenarnya saya sengaja menyengajakan diri untuk telat menulis minggu ini. Bukan karena sibuk, tapi lebih karena saya sedang dalam masa di mana mau saya paksa seperti apapun keinginan untuk menulis saya sedang rendah-rendahnya. Egois memang. Bila mengingat, yang namanya menulis itu tidak hanya harus berdasarkan mood atau keinginan. Terutama bila impian saya kelak, menjadi penulis yang produktif. Belum lagi, mengandalkan ide yang muncul di waktu-waktu istimewa, membuat kadar keinginan saya semakin terombang-ambing. Karena ide itu hanya muncul suatu waktu. Tidak melulu sepanjang waktu. Dan saya bersyukur, di detik-detik terakhir minggu setor, ide yang menaikkan keinginan saya untuk menulispun akhirnya tiba. Ditambah suasana terik matahari jam 12 siang dan guyuran hujan membuat saya semakin bersemangat menulis. Hehe 💪

Kurang lebih tiga minggu yang lalu, saya melihat sebuah postingan teman saya di instagram. Saya melihat dengan cukup terkejut dan turut bahagia. Ya. Isi postingan instagram tersebut adalah Wedding Invitation atau bisa dibilang Surat undangan nikah. Yang mana, calon mempelai wanitanya adalah teman SMP & SMA(1tahun) saya di Pesantren dulu, sedangkan calon mempelai prianya adalah adik kelas saya di Pesantren yang sama. Mereka adalah Nadia dan Aldi. Melihat nama mereka berdua berada dalam satu undangan, entah kenapa membuat perasaan saya menjadi haru dan bahagia. Saat itu saya doakan agar persiapan pernikahan mereka lancar sampai hari H. Namun jujur, saya sebenarnya agak penasaran dengan mereka. Saya pun berkelana akun instagram teman-teman saya masa SMP dan menemukan hal yang menurut saya menarik,

Aldi adalah adik kelas yang usianya hanya terpaut satu tahun dengan saya. Ia memiliki seorang kaka yang seumuran dengan saya dan juga pernah satu pesantren saat masa SMP (ketika SMA, sang kaka memutuskan untuk pindah). Dan Nadia adalah teman sepantaran saya, namun seingat saya, saya  tidak pernah sekelas dengannya. Melihat surat undangan Aldi dan Nadia membuat saya takjub, karena pasti bukanlah keputusan mudah saat sang adik menikah lebih dulu dari sang kaka. Apalagi saat Ilham, sang kaka, memposting sebuah gambar di instagram yang mana captionnya kurang lebih tentang perjalan dan perjuangan sang adik meraih cinta yang didasarkan pada cinta kepada Allah. Perjuangan yang lamanya kurang lebih satu tahun. Dan juga tentang mahar pernikahan mereka, yang dibayar sejak satu bulan sebelum akad nikah setiap harinya tanpa terputus. Yaitu mahar berupa hafalan Al-Qur'an 30 juz. Sungguh ini membuat saya merinding dan berharap hal yang sama suatu saat nanti ketika saya hendak menikah.

Meninggalkan kisah cinta Aldi dan Nadia, beberapa hari berselang setelah saya melihat postingan undangan nikah mereka, perasaan saya makin dibuat membuncah tatkala seorang teman yang lain juga memposting sebuah undangan dengan nama yang berbeda. Kali ini adalah Melody dan Farhan. Mereka juga teman-temanku di SMP. Bukan hanya mempelai wanita, namun mempelai prianya juga. Namun yang membuat saya tak menyangka adalah kedua undangan di atas memiliki hari dan tanggal yang sama untuk akad dan resepsi.

Saya benar-benar bahagia, dan berdoa untuk keempat calon mempelai kala itu. Kini waktu berlalu dengan cepat. Dan Nadia telah sah menjadi istri Aldi, sedangkan Melody telah sah menjadi istri Farhan. Semoga kedua pasangan ini, diberikan keberkahan dalam pernikahan mereka, segera diberi keturunan, semoga terus selalu mendukung dan mensupport sehingga bisa segera lulus kuliah bersama, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Aamiin

Untuk mereka yang juga berbahagia, Kaka kelas dan adik kelasku di SMP yang telah melangsungkan resepsi pernikahan di hari dan tanggal yang sama, dan tetanggaku yang juga telah melangsungkan akad di hari dan tanggal yang sama. Hari itu, Sabtu 4 Februari 2017 adalah hari dan tanggal di mana langkah awal kalian baru saja dimulai dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dan ini pula pertama kalinya saya melihat ada lima pengantin dari orang-orang di sekitar saya yang menikah pada hari dan tanggal yang sama. Meski tidak hadir langsung, namun di manapun kalian berada, semoga selalu SAMAWA.

Baarokallahu laka wa baroka 'alaika wa jama'a baynakuma fii khoir. 💗

(Diambil dari kisah nyata, namun nama-nama di atas telah disamarkan. hehe)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

When Your Family is Your 'Haters'

Mencoba Transportasi Umum di Masa Pandemi

Ketika "Lupa" pada Tugas dan Kewajiban